Foto : Partisipan dari Indonesia mengikuti aktivitas pelatihan dalam lokakarya bioinformatika ASEAN 2024 (©FAO/Riski Nugroho)
Agronews.id, Yogyakarta (06/11) – Mengantisipasi tantangan global dan nasional yang ditimbulkan oleh berbagai ancaman kesehatan, potensi pandemi dan zoonosis, pemerintah Indonesia, di bawah Kementerian Pertanian (Kementan), bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dengan dukungan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), terus menggalakkan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan laboratorium di bidang bioinformatika serta deteksi dini berbasis molekuler untuk mengatasi ancaman pandemi di masa mendatang.
Sebagai bagian dari upaya ini, Indonesia menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan sesi pelatihan dan lokakarya bioinformatika tingkat regional Asia di Yogyakarta, 6-8 November 2024. Kegiatan ini diikuti tenaga laboratorium perwakilan dari sembilan negara anggota ASEAN, bersama dengan perwakilan tim teknis dari Indonesia mewakili pemerintah, akademisi dan sektor swasta.
Analisa bioinformatika, merupakan perangkat yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap informasi biologis patogen penyakit. Bioinformatika memainkan peran penting dalam memahami dinamika agen penyakit pada berbagai ekosistem baik di hewan, tumbuhan, dan manusia. Bioinformatika juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemantauan dan pengendalian penyakit dengan memberikan wawasan mendalam tentang karakteristik patogen yang menginfeksi pada hewan, tanaman maupun manusia.
Berdasarkan keberhasilan lokakarya sebelumnya yang diadakan pada tahun 2022 dan 2023, Lokakarya Bioinformatika ASEAN ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan bioinformatika dengan fokus pada Flu Burung dan Demam Babi Afrika (ASF), yang menargetkan laboratorium veteriner di ASEAN, laboratorium perguruan tinggi kedokteran hewan dan sektor swasta perunggasan, serta laboratorium kesehatan masyarakat di Indonesia. Lokakarya ini juga berfungsi sebagai wadah untuk pertukaran pengetahuan, yang mendorong jaringan bioinformatika yang kuat di kawasan Asia Tenggara.
Lokakarya ini juga menyoroti peran penting Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, sebagai Pusat Referensi Regional ASEAN untuk Bioinformatika Veteriner. Dengan keunggulan kapasitas analisis diagnostik molekuler dan bioinformatika BBVET Wates berfungsi sebagai sumber daya utama untuk mendukung pengembangan kapasitas laboratorium Nasional dan lingkup ASEAN. Lokakarya kali ini juga mengundang ahli dari Australian Centre for Disease Preparedness (ACDP), Institut Pasteur du Cambodge, dan FAO.
"Negara-negara anggota ASEAN telah sepakat untuk memperkuat jejaring dan mekanisme kerjasama regional untuk pencegahan, deteksi dini dan respons terhadap penyakit hewan dan zoonosis yang berpotensi pandemi. Lokakarya ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan konektivitas laboratorium kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan di ASEAN, disamping kepemimpinan Indonesia di regional sebagai ASEAN Regional Reference Center for Veterinary Bioinformatics" kata Imron Suandy, Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
Rajendra Aryal, Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste, menyoroti dampak yang lebih luas dari inisiatif tersebut, "Kelanjutan lokakarya ini sejak tahun 2022 mencerminkan kolaborasi One Health yang signifikan, yang meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan laboratorium dalam bioinformatika, yang secara langsung berkontribusi pada keamanan kesehatan global. Inisiatif ini tidak hanya mendorong kemajuan bersama di seluruh Asia Tenggara tetapi juga memperkuat ketahanan regional terhadap ancaman penyakit di masa mendatang."
“Dengan memanfaatkan teknologi inovatif dan pertukaran data kolaboratif One Health, jejaring laboratorium nasional dan ASEAN akan meningkatkan kemampuan bioinformatik mereka,” kata Sara Heydari, Wakil Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia. “USAID mendukung upaya ini untuk meningkatkan waktu deteksi dan respons penyakit, yang akan membuat kita lebih siap menghadapi pandemi berikutnya.”
Sejak tahun 2006, pemerintah Indonesia, bermitra dengan FAO dan dengan dukungan dari USAID, telah memperkuat kapasitas laboratorium dalam lingkup biosafety, jaminan kualitas, dan manajemen risiko. Kolaborasi ini telah memungkinkan Indonesia untuk membuat kemajuan signifikan di sektor kesehatan hewan sekaligus mendorong peluang untuk kerja sama yang lebih luas dalam memajukan keamanan kesehatan global.
____________
Kontak Media
Saskia Soedarjo
National Communications Specialist
FAO Indonesia
(08121191403)
© 2021 AgroNews.id. All Rights Reserved.