Foto : ProKlim Lestari RW 03 Kebon Kosong
Agronews.id, Jakarta - Peribahasa Jawa menyebut "Desa mawa cara, Negara mawa tata" yang artinya desa akan dikelola menurut adat istiadat setempat dan negara dikelola dengan peraturan perundangan yang berlaku. Desa, dengan berbagai namanya adalah sistem pemerintahan terkecil dalam negara Indonesia.
Seorang tokoh desa, Pak Hery Magelang tahun 2005 pernah mengatakan bahwa "Jika permasalahan pembangunan di desa bisa dipecahkan dan dilaksanakan, maka sesungguhnya permasalahan pembangunan negara sudah terpecahkan". Artinya, pembangunan negara harus dimulai dari desa.
Seorang Peneliti Ahli Utama BRIN dan Dewan Pakar Perhimpunan Periset Indonesia (PPI), Prof. R. Siti Zuhro, M.A., Ph.D, berargumen bahwa "Membangun Desa Inovasi untuk Indonesia Maju dan Sejahtera" adalah suatu keniscayaan. Desa merupakan ujung tombak pemerintah dalam melakukan pembangunan. UU Nomor 6 tahun 2014 Desa menegaskan kewenangan desa dalam mengatur pembangunan di desanya sendiri. Pemerintah juga telah menggulirkan dana desa sejak tahun 2015 dengan jumlah yang terus meningkat. Karena itu sudah saatnya desa membangun sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
Prof. R. Siti Zuhro, M.A., Ph.D bersama Tim Desa Inovasi BRIN dan Pemerintah Daerah Konawe Utara membuat percontohan Desa Inovasi di Desa Muara Tinobu Kecamatan Lasolo. Pemerintah desa beserta perangkat dan seluruh komponen dibagi menjadi beberapa klaster kegiatan untuk mengeksekusi program smart & innovative society, smart & innovative governance, smart & innovative economy, smart & innovative living/environment dan smart & innovative heritage. Masing-masing klaster dipimpin oleh ketua pionir (Desa Muara Tinobu) yang bertanggungjawab untuk mengembangkan dan membuat kreasi/inovasi guna memajukan masyarakat desa dan kelembagaan desa.
Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Utara melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) beserta Pemerintah Desa Muara Tinobu melakukan kunjungan kerja ke BRIN Jakarta dan studi banding ke 3 lokasi ProKlim di DKI Jakarta: yaitu ProKlim Lestari RW 03 Kebon Kosong Kemayoran (Jakarta Pusat), ProKlim Utama RW 05 Bukit Duri Tebet (Jakarta Selatan) dan ProKlim Utama RW 06 Kalibata (Jakarta Selatan) pada Jumat-Sabtu, 27-28 September 2024.
Kunjungan ke BRIN mendapatkan materi pendalaman tentang program kelanjutan Desa Inovasi dan Program Komunitas untuk Iklim (ProKlim). Sebagai salah satu program unggulan klaster smart & innovative living/environment program komunitas iklim (ProKlim) yang focus pada isu lingkungan bisa menyempurnakan pembangunan Desa Inovasi. Desa Inovasi mendorong pengembangan desa agar lebih maju ekonomi, pemerintahan lokalnya, lingkungan dan heritage-nya serta sejahtera masyarakatnya.
ProKlim Lestari RW 03 Kebon Kosong Kemayoran memberikan inspirasi pentingnya peran/ketokohan pemimpin lokal yang senantiasa menyemangati, membangun komunikasi dengan para pihak dan berupaya mencari peluang kerjasama dengan pihak lain seperti dunia usaha, pemerintah dan perguruan tinggi. Fasilitas umum di tengah permukiman yang padat dikelola menjadi media tumbuh aneka tanaman, kolam ikan dan pengelolaan sampah. Bahkan dibangun gedung pertemuan yang dikelilingi pepohonan rindang yang bisa digunakan aneka kegiatan.
ProKlim Utama RW 05 Bukit Duri Tebet memberikan pembelajaran cara merintis pengelolaan sampah secara swadaya, menjadi beberapa produk yang bermanfaat, seperti minuman herbal, kompos, eco-enzym, dan budidaya tanaman dalam pot. Tanaman buah, tanaman obat, tanaman hias dan beberapa tanaman peneduh dikelola dan ditata secara artistik untuk mendukung edukasi lingkungan.
ProKlim Utama RW 06 Kalibata memberi inspirasi pemanfaatan lahan tidur menjadi taman yang artistik dan multi fungsi, yaitu keindahan, jalur jalan sehat (jogging track), cafe alam, pertemuan, dll. Menanam aneka tanaman perlu dikelola dengan baik (bisa menghasilkan pemandangan yang indah, asri, bersih, dan nyaman dinikmati), sehingga selain aspek produksi juga mengandung unsur keindahan, yang bisa menarik minat para pendatang.
Hasil kunjungan ke ketiga tempat ProKlim di Jakarta bisa dijadikan pembelajaran yang berharga dan sebagai bekal untuk mengeksekusi program Desa Inovasi di Desa Muara Tinobu yang memiliki karakterristik dan kekhasan sebagai desa nelayan. Membangun Desa Inovasi dengan semangat/antusiasme tinggi sangat diperlukan. Membangun secara inovatif juga memerlukan ketangkasan dan kepiawaian yang memadai karena eksekusinya tidak biasa. Mengapa? Karena ini harus dilakukan dengan cara-cara berpikir dan bertindak secara visoner dan inovatif agar berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Muhamad Kundarto
© 2021 AgroNews.id. All Rights Reserved.